Kisah Mahasiswa yang   Nyaris Jadi Tumbal Pesugihan Ibu Kos AUTO NGERI

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan budaya yang luar biasa, memiliki banyak cerita mitos dan legenda yang tersebar di berbagai daerah. Salah satu cerita yang menjadi perbincangan hangat di masyarakat adalah tentang pesugihan. Pesugihan adalah praktik spiritual yang konon dapat memberikan kekayaan atau kesuksesan kepada seseorang dengan cara memberikan "tumbal" kepada entitas gaib atau makhluk mistis tertentu.

Tumbal pesugihan adalah hal yang kerap kali menimbulkan perdebatan dan kontroversi di kalangan masyarakat Indonesia. Sebagian orang percaya bahwa pesugihan benar-benar ada dan dapat memberikan kekayaan, keberuntungan, atau kekuasaan dalam waktu singkat. Namun, di sisi lain, ada pula orang yang skeptis dan menganggap pesugihan sebagai mitos belaka yang tidak memiliki dasar ilmiah.

Dalam cerita-cerita pesugihan, tumbal adalah korban yang harus dihadirkan sebagai upaya memberikan "bayaran" kepada entitas gaib atau makhluk mistis yang dipercaya memberikan kekayaan kepada pelaku pesugihan. Tumbal ini biasanya berupa binatang, seperti kambing atau ayam, tetapi ada juga yang meyakini tumbal bisa berupa manusia. Praktik ini, apabila dilihat dari perspektif manusia modern, tentu saja sangat kontroversial dan tidak etis karena melibatkan penderitaan atau pengorbanan makhluk hidup.

Secara sosial dan moral, tumbal pesugihan telah mendapatkan banyak kritik dari berbagai kalangan. Organisasi-organisasi lingkungan dan hak asasi hewan menentang keras praktik ini karena dianggap kejam dan merugikan makhluk hidup. Selain itu, tumbal pesugihan juga berpotensi menimbulkan praktik kriminal seperti pembunuhan atau perdagangan manusia.

Namun, perlu dicatat bahwa kepercayaan terhadap pesugihan dan tumbal ini masih cukup kuat di beberapa daerah terpencil di Indonesia. Khususnya di tempat-tempat yang masyarakatnya masih sangat mengakar pada tradisi dan kepercayaan lama. Faktor ekonomi dan sosial juga dapat menjadi pendorong bagi beberapa orang untuk mencoba pesugihan sebagai jalan pintas untuk mencapai kekayaan atau keberuntungan.

Berdasarkan sudut pandang ilmiah, tumbal pesugihan tidak memiliki dasar atau bukti empiris yang kuat. Ilmu pengetahuan dan metode ilmiah tidak dapat membuktikan bahwa tumbal dan pesugihan benar-benar efektif untuk mendatangkan kekayaan atau keberuntungan. Kekayaan yang diperoleh melalui cara-cara tidak wajar atau dengan mengorbankan makhluk hidup juga dapat menimbulkan akibat negatif di masa depan.

 

Dalam menyikapi fenomena pesugihan, penting bagi masyarakat Indonesia untuk terus mengedepankan rasa keadilan, etika, dan moralitas. Semua pihak perlu bekerja sama untuk memberikan pendidikan dan pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya dan ketidaketisan dari praktik pesugihan dan tumbal. Dengan begitu, diharapkan masyarakat akan lebih bijak dalam menghadapi tantangan hidup dan mencari solusi yang lebih baik dan lebih manusiawi untuk meraih keberuntungan dan kesuksesan.

Tumbal pesugihan adalah sebuah fenomena sosial dan budaya yang perlu mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak, terutama pemerintah dan organisasi masyarakat. Dengan upaya bersama, kita dapat menjaga kearifan lokal tanpa harus mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan yang lebih tinggi. Semoga kekayaan dan keberuntungan bisa diwujudkan melalui usaha, kerja keras, dan etika yang baik, bukan dengan mengandalkan praktik-praktik yang meragukan dan tidak berdasar ilmiah.

Pesugihan Ibu Kos

Mengutip Sonora.id, berikut ini adalah ulasan tentang kisah seorang mahasiswa yang hampir jadi tumbal pesugihan ibu kos sendiri.

Suatu ketika terdapat sosok yang bernama Bima, ia merupakan salah satu mahasiswa baru yang akan berkuliah di salah satu kampus ternama di Yogyakarta.

Bima berasal dari Jakarta dan akan tinggal di Yogyakarta selama studi sarjana nya, maka dari itu ia berniat mencari tempat tinggal berupa kos yang dekat dengan kampus.

Sore itu sambil ditemani rintikan hujan, Bima akhirnya memutuskan untuk berkeliling di sekitaran kampus untuk mencari kos putra yang ia inginkan.

Setelah beberapa jam mencari akhirnya, Bima menemukan plat nama yang bertuliskan "Menerima Kos Putra Bu Anita" lantas ia berhenti dan mencoba masuk ke dalam rumah yang terlihat kuno tersebut.

Sesampainya di depan rumah tersebut, tiba-tiba muncul sosok perempuan paruh baya dengan memakai baju kebaya dan sanggul yang menanyakan maksud kedatangan Bima ke tempat itu.

"Siapa ya? Mau cari apa di sini?" Ucap perempuan paruh baya tersebut

"Mohon Maaf Ibu, saya tadi sedang berkeliling untuk mencari kos dan kebetulan menemukan plat nama kos itu Ibu Anita tersebut" Jawab Bima

Ternyata sosok perempuan berkebaya itu adalah Ibu Anita yang merupakan pemilik dari kos putra itu.

Lantas Bima di ajak masuk dan melihat isi rumah dan beberapa kamar yang memang disewakan untuk kos.

Kos Bu Anita itu memang bukan bangunan khusus untuk kos, melainkan rumah besar kuno yang memiliki banyak kamar di dalamnya.

Karena Bu Anita tinggal sendirian akhirnya ia memutuskan untuk menyewakan beberapa kamarnya untuk kos putra.

Karena kos tersebut yang berada di dalam rumah, tentu fasilitas di dalamnya bisa dimanfaatkan oleh anak kos. Dan ternyata benar, harga yang dipatok tidaklah terlalu mahal. Bima segera menyetujui untuk pindah ke tempat ini.

Bima langsung membayar uang muka untuk bisa segera menempati kamarnya. Sore itu juga, Bima membawa barang-barangnya ke Kos Bu Anita tersebut.

***

Setelah Bima tinggal beberapa hari di kos itu, ia merasa sangat betah karena ibu kosnya sangat baik dan perhatian kepadanya. Bahkan setiap malam tak jarang bu Anita mengantarkan makan malam ke kamar Bima.

Namun ada yang mengganjal di hati Bima, karena setiap malam ia selalu mendengar suara sinden yang semakin malam semakin keras, suara ini membuat Bima setiap malam merasa ketakutan.

Suatu hari Bima jatuh sakit dan tidak bisa masuk kuliah, akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat di kos hari itu.

Melihat Bima yang sedang sakit, bu anita selaku ibu kos lantas memberikan bubur panas kepada Bima untuk segera di santapnya.

Namun anehnya ketika Bima memakan bubur pemberian bu Anita itu, ia merasa mual dan ketika Bima melihat isi mangkok tersebut ia melihat buburnya berubah menjadi belatung.

Sontak Bima kaget dan berhenti memakan bubur itu, setelah ia cek lagi ternyata belatung tersebut berubah kembali menjadi bubur.

Karena merasa mual, Bima akhirnya berlari ke dapur untuk mengambil segelas air minum. Setelah itu Bima kembali ke kamarnya.

Namun saat perjalanan menuju kamar, Bima berhenti di depan kamar Bu Anita yang pintunya terbuka sedikit, Ia melihat Bu Anita sedang bersinden di hadapan sesajen yang memperlihatkan foto dirinya di atas sesajen itu.

Sontak Bima menjatuhkan gelasnya dan Bu Anita yang sudah berparas menyeramkan langsung menoleh ke arah Bima.

Usut punya usut ternyata bu Anita adalah sosok yang dikenal melakukan pesugihan dan sering mencari tumbal penghuni kos yang ada di rumahnya itu.***

 

NB: Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.